Kenakalan
Remaja Karena Permasalahan Keluarga
Latar Belakang
Kenakalan remaja merupakan gejala sakit
(patologis) secara sosial pada remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian
sosial, sehingga mereka mengembangkan bentuk tingkah-laku yang menyimpang
(kartono, 2013). Pengabaian yang terjadi dilakukan oleh orang tua dan biasanya
sangat berpengaruh terhadap perilaku remaja. Kenakalan remaja sangat banyak
terjadi di kalangan remaja masa kini. Bahkan kenakalan yang dilakukan sudah
banyak yang merujuk pada tindakan kriminal. Kenakalan yang dilakukan tidak
hanya di lingkungan keluarga tapi juga di sekolah. Tawuran antar sekolah seakan
menjadi trend disekolah-sekolah tertentu. Tawuran, sex bebas, dan penggunaan
narkoba seakan menjadi hal yang biasa untuk dilakukan.
Masa Remaja
King (2013) menyatakan “adolescence is the
developmental period of transition from childhood to adulthood, beginning
around ages 10 to 12 and ending at 18 to 21” (p. 311). Remaja merupakan periode
perkembangan dari masa kanak-kanak ke dewasa. Di masa ini remaja sedang mencari
jati diri dan identitas diri. Hal yang perlu dicari dalam mengembangkan
identitasnya adalah konsepsi tentang siapa, apa yang dikerjakan, dan kemana
harus pergi untuk diri remaja tersebut (Surbakti, 2008). Pada masa pencarian
ini remaja cenderung mencoba banyak hal yang belum mereka ketahui.
Rasa penasaran remaja pada masa pencarian
ini jika diarahkan bisa menjadi hal yang positif dan akan mengembangkan potensi
mereka. Namun banyak remaja pada masa ini yang melakukan hal negatif. Banyak
faktor yang menyebabkan tindakan negatif ini salah satunya adalah masalah pada
keluarga.
Keluarga adalah tempat yang sangat
berperan penting dalam proses pencarian identitas diri pada remaja adalah
keluarga. Surbakti (2008) berpendapat “Keluarga sebagai sebuah sistem merupakan
tempat seorang remaja membentuk dan mengembangkan kepribadian dan karakter” (h.
130). Keluarga sangatlah penting dalam membentuk kepribadian dan karakter
seseorang di dalam masyarakat. Dalam lingkungan keluarga, remaja belajar
tentang semangat, gagasan, optimisme, pesimisme, kecemasan, ketakutan,
kekuatan, ketenangan, sikap, rasional atau emosional (Surbakti, 2008). Semua
yang dikemukakan oleh surbakti tersebut sangatlah penting dalam menentukan
identitas remaja. Keluarga merupakan tempat pertama pencegahan kenakalan
remaja.
Kenakalan Pada Remaja
Banyak kenakalan yang dilakukan
oleh remaja dari yang ringan hingga yang berat. Pembatasan mengenai apa yang
termasuk sebagai kenakalan remaja dapat dilihat dari tindakan yang diambil:
tindakan yang tidak diterima oleh lingkungan sosial, pelanggaran ringan (status offenses), dan pelanggaran berat
(index offenses) (Santrock dikutip
dalam Gunarsa & Sutantoputri, 2004). Tindakan yang tidak diterima oleh
lingkungan sosial disebabkan karena penyimpangan norma dan nilai yang berlaku
dari lingkungan tersebut. Kenakalan yang melanggar norma dan nilai seperti
melakukan sex pranikah dan berpenampilan seperti “berandal” yang dilihat
masyarakat kebanyakan sebagai pelanggaran norma yang ada (Gunarsa &
Sutantoputri, 2004).
Kenakalan yang dilakukan seperti membolos
pada jam pelajaran, bullying terhadap
teman, dan mencontek ketika ujian sekolah termasuk kenakalan ringan. Walaupun
kenakalan ini termasuk pelanggaran yang ringan tetap saja tidak dibenarkan
untuk dilakukan. Beberapa dari kenakalan tersebut dapat mendapatkan tindakan
atau hukuman walaupun bukan hukuman yang berat (Gunarsa & Sutantoputri,
2004)
Kenakalan berat sudah termasuk pelanggaran
serius bahkan sudah merujuk pada tindakan kriminal. Pelanggaran yang dilakuan
seperti mencuri, menganiaya, memerkosa, membunuh, dan menggunakan bahkan mengedarkan
narkoba. kenakalan ini sudah tidak bisa ditolerir karena pelaku tindakan
kriminal dapat ditindak secara hukum dan bisa dipidanakan (Gunarsa &
Sutantoputri, 2004).
Penyebab Kenakalan Remaja yang Disebabkan Permasalahan
Keluarga
Banyak faktor yang menyebabkan
kenakalan pada remaja. Permasalahan dalam keluarga menjadi salah satu faktor
penyebab kenakalan remaja. Dogan et al. (dikutip dalam Kail & Cavanaugh,
2010) menyatakan “Adolescent are much more likely to become involved in
delinquent acts when their parent use harsh discipline or don’t monitor
effectively” (p. 350). Kehidupan dalam keluarga sangat berpengaruh terhadap
kenakalan pada remaja. Permasalahan yang terjadi dalam keluarga seperti
keluarga yang berantakan karena meninggalnya salah satu atau kedua orang tua,
perceraian orang tua yang berdampak kepada anak, hidup terpisah, poligami,
perselingkuhan, keluarga yang diliputi konflik keras (Kartono, 2013).
Menurut Kartono (2013) semua permasalahan
tersebut menyebabkan: (a) anak kurang mendapatkan perhatian, kasih sayang dan
tuntutan pendidikan orangtua, terutama bimbingan ayah, karena ayah dan ibu
sibuk mengurusi konflik diantara mereka; (b) kebutuhan fisik anak dan psikis
anak tidak terpenuhi sehingga keinginan dan harapan anak tersalurkan; (c)
anak-anak tdak pernah mendapatkan latihan fisik dan mental yang diperlukan
untuk hidup susila sehingga anak tidak dibiasakan dengan disiplin dan kontrol
diri yang baik.
Hal tersebut membuat anak menjadi malu,
sedih, bingung, dan sering diliputi rasa dendam dan benci, sehingga anak
menjadi kacau dan liar (kartono, 2013). Dengan memiliki perasaan-perasaan
tersebut membuat anak remaja mencari pengalihan. Dan merujuk kepada perbuatan
negatif. Kartono (2013) menyatakan bahwa
Anak-anak yang kurang
mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari orang tua itu selalu merasa tidak
aman, merasa kehilangan tempat berlindung dan tempat bepijak. Di kemudian hari
mereka mengembangkan reaksi kompensatoris
dalam bentuk dendam dan sikap bermusuh
terhadap dunia luar. Anak-anak tadi mulai “menghilang” dari rumah, lebih
suka bergelandangan dan mencari kesenangan hidup yang imaginer di tempat-tempat
lain. Dia mulai berbohong dan mencuri
untuk menarik perhatian dan mengganggu orang tuanya. Atau ia mulai
mengembangkan reaksi kompensatoris negatif untuk mendapatkan keenakan dan
kepuasan hidup dengan perbuatan kriminal. (h. 60)
Pengabaian dari
orang tua sangat mempengaruhi perilaku remaja. Kurangnya perhatian dan kasih
sayang membuat remaja mencari perhatian yang lain dan kebanyakan dari remaja
mencari perhatian dengan melakukan kenakalan-kenakalan. Dan kurangnya
pengawasan dari orang tua membuat remaja lebih leluasa melakukan kenakalan
tersebut.
Simpulan
Masa remaja adalah masa pencarian identitas. Peran keluarga
sangatlah penting pada masa ini. Keluarga yang tidak harmonis atau bercerai
bisa menjadi penyebab kenakalan remaja, karena menyebabkan rasa malu, sedih,
takut dan dendam. Perasaan tersebut yang memyebabkan remaja mencari pengalihan
dan perhatian lain yang berakhir pada kenakalan.
Dengan arahan yang tepat dari keluarga remaja
dapat menjadi pribadi yang baik. Dorongan keluarga khususnya orang tua menjadi
salah satu penentu perilaku remaja. Perhatian yang cukup dari keluarga bisa
mencegah remaja dari kenakalan. Keluarga juga bisa menjadi penghalang pengaruh
buruk dari lingkungan yang menyebabkan kenakalan pada remaja.
Daftar Pustaka
Gunarsa, Y. S. D., &
Sutantoputri, N. W. (2004). Hubungan orang tua dan remaja. Dalam Gunarsa (Ed.),
Dari anak sampai usia lanjut: Bunga
rampai psikologi perkembangan (h. 270-294). Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Kail, R. V., & Cavanaugh, J. C. (2010). Human development:
A life-span view (5th
ed.). Canada: Cengage Learning.
Kartono, K. (2013). Patologi sosoal II: Kenakalan remaja.
Jakarta: Rajawali Pers.
King, L. A. (2014). The science of psychology: Human development (3rd ed.). New York,
NY: McGraw-Hill.
Surbakti. (2008). Kenakalan orang tua penyebab kenakalan remaja.
Jakarta: Elex Media Komputindo.