Tuesday, November 11, 2014

Kenakalan Remaja Karena Permasalahan Keluarga

Kenakalan Remaja Karena Permasalahan Keluarga

Latar Belakang
     Kenakalan remaja merupakan gejala sakit (patologis) secara sosial pada remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial, sehingga mereka mengembangkan bentuk tingkah-laku yang menyimpang (kartono, 2013). Pengabaian yang terjadi dilakukan oleh orang tua dan biasanya sangat berpengaruh terhadap perilaku remaja. Kenakalan remaja sangat banyak terjadi di kalangan remaja masa kini. Bahkan kenakalan yang dilakukan sudah banyak yang merujuk pada tindakan kriminal. Kenakalan yang dilakukan tidak hanya di lingkungan keluarga tapi juga di sekolah. Tawuran antar sekolah seakan menjadi trend disekolah-sekolah tertentu. Tawuran, sex bebas, dan penggunaan narkoba seakan menjadi hal yang biasa untuk dilakukan.

Masa Remaja
     King (2013) menyatakan “adolescence is the developmental period of transition from childhood to adulthood, beginning around ages 10 to 12 and ending at 18 to 21” (p. 311). Remaja merupakan periode perkembangan dari masa kanak-kanak ke dewasa. Di masa ini remaja sedang mencari jati diri dan identitas diri. Hal yang perlu dicari dalam mengembangkan identitasnya adalah konsepsi tentang siapa, apa yang dikerjakan, dan kemana harus pergi untuk diri remaja tersebut (Surbakti, 2008). Pada masa pencarian ini remaja cenderung mencoba banyak hal yang belum mereka ketahui.
     Rasa penasaran remaja pada masa pencarian ini jika diarahkan bisa menjadi hal yang positif dan akan mengembangkan potensi mereka. Namun banyak remaja pada masa ini yang melakukan hal negatif. Banyak faktor yang menyebabkan tindakan negatif ini salah satunya adalah masalah pada keluarga.
     Keluarga adalah tempat yang sangat berperan penting dalam proses pencarian identitas diri pada remaja adalah keluarga. Surbakti (2008) berpendapat “Keluarga sebagai sebuah sistem merupakan tempat seorang remaja membentuk dan mengembangkan kepribadian dan karakter” (h. 130). Keluarga sangatlah penting dalam membentuk kepribadian dan karakter seseorang di dalam masyarakat. Dalam lingkungan keluarga, remaja belajar tentang semangat, gagasan, optimisme, pesimisme, kecemasan, ketakutan, kekuatan, ketenangan, sikap, rasional atau emosional (Surbakti, 2008). Semua yang dikemukakan oleh surbakti tersebut sangatlah penting dalam menentukan identitas remaja. Keluarga merupakan tempat pertama pencegahan kenakalan remaja.

Kenakalan Pada Remaja
     Banyak kenakalan yang dilakukan oleh remaja dari yang ringan hingga yang berat. Pembatasan mengenai apa yang termasuk sebagai kenakalan remaja dapat dilihat dari tindakan yang diambil: tindakan yang tidak diterima oleh lingkungan sosial, pelanggaran ringan (status offenses), dan pelanggaran berat (index offenses) (Santrock dikutip dalam Gunarsa & Sutantoputri, 2004). Tindakan yang tidak diterima oleh lingkungan sosial disebabkan karena penyimpangan norma dan nilai yang berlaku dari lingkungan tersebut. Kenakalan yang melanggar norma dan nilai seperti melakukan sex pranikah dan berpenampilan seperti “berandal” yang dilihat masyarakat kebanyakan sebagai pelanggaran norma yang ada (Gunarsa & Sutantoputri, 2004).
     Kenakalan yang dilakukan seperti membolos pada jam pelajaran, bullying terhadap teman, dan mencontek ketika ujian sekolah termasuk kenakalan ringan. Walaupun kenakalan ini termasuk pelanggaran yang ringan tetap saja tidak dibenarkan untuk dilakukan. Beberapa dari kenakalan tersebut dapat mendapatkan tindakan atau hukuman walaupun bukan hukuman yang berat (Gunarsa & Sutantoputri, 2004)
     Kenakalan berat sudah termasuk pelanggaran serius bahkan sudah merujuk pada tindakan kriminal. Pelanggaran yang dilakuan seperti mencuri, menganiaya, memerkosa, membunuh, dan menggunakan bahkan mengedarkan narkoba. kenakalan ini sudah tidak bisa ditolerir karena pelaku tindakan kriminal dapat ditindak secara hukum dan bisa dipidanakan (Gunarsa & Sutantoputri, 2004).

Penyebab Kenakalan Remaja yang Disebabkan Permasalahan Keluarga
     Banyak faktor yang menyebabkan kenakalan pada remaja. Permasalahan dalam keluarga menjadi salah satu faktor penyebab kenakalan remaja. Dogan et al. (dikutip dalam Kail & Cavanaugh, 2010) menyatakan “Adolescent are much more likely to become involved in delinquent acts when their parent use harsh discipline or don’t monitor effectively” (p. 350). Kehidupan dalam keluarga sangat berpengaruh terhadap kenakalan pada remaja. Permasalahan yang terjadi dalam keluarga seperti keluarga yang berantakan karena meninggalnya salah satu atau kedua orang tua, perceraian orang tua yang berdampak kepada anak, hidup terpisah, poligami, perselingkuhan, keluarga yang diliputi konflik keras (Kartono, 2013).
     Menurut Kartono (2013) semua permasalahan tersebut menyebabkan: (a) anak kurang mendapatkan perhatian, kasih sayang dan tuntutan pendidikan orangtua, terutama bimbingan ayah, karena ayah dan ibu sibuk mengurusi konflik diantara mereka; (b) kebutuhan fisik anak dan psikis anak tidak terpenuhi sehingga keinginan dan harapan anak tersalurkan; (c) anak-anak tdak pernah mendapatkan latihan fisik dan mental yang diperlukan untuk hidup susila sehingga anak tidak dibiasakan dengan disiplin dan kontrol diri yang baik.
     Hal tersebut membuat anak menjadi malu, sedih, bingung, dan sering diliputi rasa dendam dan benci, sehingga anak menjadi kacau dan liar (kartono, 2013). Dengan memiliki perasaan-perasaan tersebut membuat anak remaja mencari pengalihan. Dan merujuk kepada perbuatan negatif. Kartono (2013) menyatakan bahwa
Anak-anak yang kurang mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari orang tua itu selalu merasa tidak aman, merasa kehilangan tempat berlindung dan tempat bepijak. Di kemudian hari mereka mengembangkan reaksi kompensatoris dalam bentuk dendam dan sikap bermusuh terhadap dunia luar. Anak-anak tadi mulai “menghilang” dari rumah, lebih suka bergelandangan dan mencari kesenangan hidup yang imaginer di tempat-tempat lain. Dia mulai berbohong dan mencuri untuk menarik perhatian dan mengganggu orang tuanya. Atau ia mulai mengembangkan reaksi kompensatoris negatif untuk mendapatkan keenakan dan kepuasan hidup dengan perbuatan kriminal. (h. 60)

    Pengabaian dari orang tua sangat mempengaruhi perilaku remaja. Kurangnya perhatian dan kasih sayang membuat remaja mencari perhatian yang lain dan kebanyakan dari remaja mencari perhatian dengan melakukan kenakalan-kenakalan. Dan kurangnya pengawasan dari orang tua membuat remaja lebih leluasa melakukan kenakalan tersebut.
Simpulan
     Masa remaja adalah masa pencarian identitas. Peran keluarga sangatlah penting pada masa ini. Keluarga yang tidak harmonis atau bercerai bisa menjadi penyebab kenakalan remaja, karena menyebabkan rasa malu, sedih, takut dan dendam. Perasaan tersebut yang memyebabkan remaja mencari pengalihan dan perhatian lain yang berakhir pada kenakalan.
     Dengan arahan yang tepat dari keluarga remaja dapat menjadi pribadi yang baik. Dorongan keluarga khususnya orang tua menjadi salah satu penentu perilaku remaja. Perhatian yang cukup dari keluarga bisa mencegah remaja dari kenakalan. Keluarga juga bisa menjadi penghalang pengaruh buruk dari lingkungan yang menyebabkan kenakalan pada remaja.




Daftar Pustaka

Gunarsa, Y. S. D., & Sutantoputri, N. W. (2004). Hubungan orang tua dan remaja. Dalam Gunarsa (Ed.), Dari anak sampai usia lanjut: Bunga rampai psikologi perkembangan (h. 270-294). Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Kail, R. V., & Cavanaugh, J. C. (2010). Human development: A life-span view (5th ed.). Canada: Cengage Learning.
Kartono, K. (2013). Patologi sosoal II: Kenakalan remaja. Jakarta: Rajawali Pers.
King, L. A. (2014). The science of psychology: Human development (3rd ed.). New York, NY: McGraw-Hill.

Surbakti. (2008). Kenakalan orang tua penyebab kenakalan remaja. Jakarta: Elex Media Komputindo.

0 comments:

Post a Comment